MATERI RPL

Rabu, 03 September 2014

Tentang Homo Sejarah Purba



Homo habilis (dari bahasa Latin yang berarti "manusia yang pandai menggunakan tangannya") adalah sebuah spesies dari genus Homo, yang hidup sekitar 2,5 juta sampai 1,8 juta tahun yang lalu pada masa awal Pleistocene. Definisi untuk spesies ini pertama kali diungkapkan oleh Jonassen Leakey, yang menemukan fosil spesies ini di Tanzania, Afrika Timur, antara tahun 1962 dan 1964. Homo habilis diperkirakan merupakan spesies dari genus Homo yang pertama kali muncul di bumi. Penampilan dan morfologi H. Habilis memiliki berbagai kemiripan dengan semua manusia paling modern di genus Homo (kecuali, mungkin, Homo rudolfensis). Homo habilis memiliki tubuh yang pendek dengan lengan yang lebih panjang dari manusia modern. Diperkirakan spesies ini adalah keturunan dari hominid australopithecine. Homo habilis memiliki cranial capacity kurang dari setengah kapasitas manusia modern. Meskipun masih memiliki bentuk seperti-kera (ape-like), H. habilis diperkirakan telah mampu menggunakan peralatan primitif yang terbuat dari batu; hal ini dibuktikan dengan ditemukannya peralatan-peralatan dari batu di sekitar fosil mereka. (misalnya peralatan yang ditemukan di Olduvai Gorge, Tanzania dan Lake Turkana, Kenya)
Homo habilis diduga merupakan nenek moyang dari Homo ergaster, yang kemudian menurunkan spesies lain yang memiliki bentuk tubuh seperti manusia, Homo erectus. Sampai saat ini masih diperdebatkan apakah H. habilis ini adalah nenek moyang dari manusia.

Homo erectus (Latin: "manusia yang berdiri tegak") adalah spesies yang telah punah dari genus Homo. Pakar anatomi Belanda Eugene Dubois (1890-an) pertama kali menggambarkannya sebagai Pithecanthropus erectus berdasarkan fosil tempurung kepala dan tulang paha yang ditemukannya di Trinil, Jawa Tengah. Sepanjang abad ke-20, antropolog berdebat tentang peranan H. erectus dalam rantai evolusi manusia. Pada awal abad itu, setelah ditemukannya fosil di Jawa dan Zhoukoudian, para ilmuwan mempercayai bahwa manusia modern berevolusi di Asia. Hal ini bertentangan dengan teori Charles Darwin yang mengatakan bahwa manusia modern berasal dari Afrika. Namun, pada tahun 1950-an dan 1970-an, beberapa fosil yang ditemukan di Kenya, Afrika Timur, ternyata menunjukkan bahwa hominins memang berasal dari benua Afrika. Sampai saat ini para ilmuwan mempercayai bahwa H. erectus adalah keturunan dari makhluk mirip manusia era awal seperti Australopithecus dan keturunan spesies Homo awal seperti Homo habilis.
H. erectus dipercaya berasal dari Afrika dan bermigrasi selama masa Pleistocene awal sekitar 2,0 juta tahun yang lalu, dan terus menyebar ke seluruh Dunia Lama hingga mencapai Asia Tenggara.
Tulang-tulang yang diperkirakan berumur 1,8 dan 1,0 juta tahun telah ditemukan di Afrika (Danau Turkana dan Olduvai Gorge), Eropa (Georgia), Indonesia (Sangiran, Trinil, Sambungmacan, dan Ngandong; semuanya di tepi Bengawan Solo), dan Tiongkok (Shaanxi). H. erectus menjadi hominin terpenting mengingat bahwa spesies inilah yang pertama kali meninggalkan benua Afrika.
Sejumlah keberagaman dari Homo dikelompokkan menjadi kategori yang lebih luas yaitu Manusia Purba, berlawanan dengan manusia modern (Homo sapiens), pada periode dimulai dari 500.000 tahun lalu. Kategori-kategori tersebut biasanya mengikutkan Homo heidelbergensis, Homo rhodesiensis, Homo neanderthalensis, dan mungkin juga termasuk Homo antecessor. [1]
Manusia modern diteorikan berkembang dari manusia purba, yang berkembang dari Homo erectus. Jenis dari manusia purba dikelompokan di bawah nama binomial "Homo sapiens" karena ukuran otaknya sangat mirip dengan manusia modern. Manusia purba memiliki ukuran otak 1200 sampai 1400 kubik sentimeter, yang melebihi rentang pada manusia modern. Manusia purba dibedakan dari manusia modern anatomis dari tengkoraknya yang tebal, tonjolan bubung alis dan tidak menonjolnya dagu. [1] [2]
Manusia modern anatomis muncul sekitar 200.000 tahun lalu dan setelah 70.000 tahun lalu (lihat teori bencana Toba) secara gradual meminggirkan jenis "purba". Jenis "non-modern" dari Homo dipastikan bertahan sampai 30.000 tahun lalu, dan mungkin sampai 10.000 tahun lalu. Yang mana, jika ada, dikelompokan di bawah istilah "manusia purba" hanyalah masalah definisi dan beragam di antara penulis. Namun, dan menurut penelitian genetik terbaru, manusia modern tampaknya kawin dengan "paling tidak dua kelompok" dari manusia purba: Orang Neanderthal dan Denisovan. [3]
Bukti baru menunjukkan kelompok lain mungkin telah punah 11.500 tahun lalu, Orang Gua Red Deer dari Cina. [4]

Neanderthal adalah anggota genus Homo yang telah punah dan berasal dari zaman Pleistosen. Spesimennya ditemukan di Eurasia, dari Eropa Barat hingga Asia Tengah dan Utara. Spesies ini dinamakan Neandertal sesuai dengan lokasi tempat pertama kali ditemukan di Jerman, Neandertal atau Lembah Neander.
Neanderthal dapat diklasifikasikan sebagai subspesies manusia (Homo sapiens neanderthalensis) atau spesies yang berbeda (Homo neanderthalensis).[1] Jejak proto-Neanderthal pertama muncul di Eropa 600.000–350.000 tahun yang lalu.[2]
Pada situs-situs arkeologi Uluzzian (salah satu kelompok etnis dalam keluarga besar Neanderthal) di Italia Selatan telah ditemukan beragam peralatan hidup sehari-hari yang digunakan oleh Neanderthal.[3] Peralatan tersebut meliputi alat memancing, berburu, proyektil, serta peralatan lain dari tulang dan batu.[3] Hal ini menunjukkan bahwa Neanderthal mampu berinovasi dan membuat teknologi baru.[3]
Neanderthal berpisah dari garis evolusi manusia sekitar 500.000 tahun yang lalu dan lenyap dari muka bumi sekitar 30.000 tahun yang lalu.[3] Beberapa spekulasi yang diduga berkaitan dengan kepunahannya adalah Neanderthal mati dibunuh oleh manusia modern atau punah karena Homo sapiens lebih banyak dan aktif bereproduksi.[3] Spekulasi lainnya adalah tiga kali letusan gunung berapi sekitar 40.000 tahun yang lalu di daerah Italia dan Pegunungan Kaukasus telah menyebabkan kepunahan Nanderthal.[3]
Beberapa kumpulan artefak telah dikaitkan dengan Neanderthal di Eropa. Paling awal, alat batu Mousterian, diperkirakan dari 300.000 tahun yang lalu.[4] Artefak Mousterian terakhir ditemukan di Gua Gorham di pantai selatan Gibraltar.[5] Di luar Eropa, alat-alat Mousterian dibuat oleh Neanderthals dan Homo sapiens awal modern.[6]

      Manusia Cro-Magnon, moyang manusia moderen yang hidup di Perancis selatan mempunyai bentuk fisik dan kemampuan berfikir jauh melebihi manusia Neanderthal, ternyata tak mempunyai hubungan genetik sama sekali dengan sub spesies pendahulunya itu.
 Giorgio Bertorelle dan timnya melaporkan hasil penemuannya itu ke Lembaga Ilmu Pengetahuan AS dan mengatakan, teori yang mengatakan bahwa manusia moderen berasal dari Afrika 150 ribu tahun lalu dan secara bertahap menggantikan manusia sebelumnya seperti Neanderthal kini diragukan kebenarannya.
Mereka telah meneliti dengan mengambil sari DNA (unsur sifat genetik) dari beberapa tulang moyang manusia modern Cro-Magnon (homo sapiens) yang hidup di Eropa 25 ribu hingga 23 ribu sebelum masehi.

DNA moyang manusia moderen dibandingkan dengan DNA Neanderthal yang hidup antara 42 ribu hingga 29 ribu tahun sebelum Masehi.

Ternyata moyang manusia moderen memiliki gen yang berbeda dari manusia Neanderthal. Hasil temuan tersebut menunjukkan manusia Cro-Magnon tidak mempunyai hubungan genetik sama sekali dengan manusia purba.

"Dengan ditemukannya dua sub spesies homo sapiens yang tak mempunyai kaitan genetik sama sekali maka teori yang mengatakan keduanya saling berkaitan merupakan cikal bakal manusia moderen dengan sendirinya gugur."

Hasil penemuan itu membuktikan hal yang bertentangan dengan teori terdahulu, bahwa Neanderthal maupun Cro-Magnon mempunyai hubungan genetik yang kemudian membentuk spesies yang berevolusi menjadi manusia moderen yang ada pada masa kini.

Bertorrele dan tim penelitinya adalah para peneliti dari universitas Florence, Italia
Diposkan oleh tegar600 di 23.57 1 komentar:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar